Selasa, 08 April 2014

STRES DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI (Prilaku Organisasi)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri dan masyarakat luas. Agar eksistensi diri tetap terjaga, maka setiap individu akan mengalami stress teruatama individu yang kurang dapat menyesuaikan diri  dengan perkembangan tersebut. Setiap orang dimana pun ia berada dalam suatu organisasi, dapat berperan sebagai sumber stres bagi orang lain. Mengelola stres diri sendiri berarti mengendalikan diri sendiri dalam kehidupan. Sebagai seorang manajer, mengelola stres ditempat kerja, lebih bersifat pemahaman akan penyebab stress orang lain dia mengambil tindakan untuk menguranginya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Banyak organisasi yang saat ini mengalami fluktuasi dalam proses pencapaian tujuannya, ada banyak hal yang dapat menjelaskan penyebab terjadinya hal tersebut, salah satunya adalah stress kerja yang dialami seorang pegawai didalam organisasi tersebut. Stress pun timbul karena ada banyak alasan dan menimbulkkan efek yang beragam, oleh karena itu makalah ini disusun untuk mengetahui apa itu stress yang sebenarnya, apa efeknya, apa gejala gejala yang timbul, dan bagaimana pengaruhnya terhadap organisasi.
Stres sebagai suatu ketidakseimbangan antara keinginan dan kemampuan untuk memenuhinya sehingga menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya. Stres sebagai kondisi dinamis dimana individu dihadapakan pada kesempatan, hambatan dan keinginan hasil dari yang diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan.
2.      RUMUSAN MASALAH
1.      Apa defenisi dari Stres dan produktivitas ?
2.      Apa faktor yang mempengaruhi Tingkat Produktivitas terhadap pegawai ?
3.      Bagaimana pengaruh stres terhadap organisasi ?
4.      Apa faktor penyebab Stres ?
5.      Bagaimana dampak dan cara mengatasi Stres ?
3.      TUJUAN DAN MANFAAT
1.      Untuk mengetahui definis dari stres dan produktivitas
2.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Tingkat Produktivitas terhadap pegawai
3.      Untuk mengetahui pengaruh stres terhadap organisasi
4.      Untuk mengetahui faktor penyebab Stres
5.      Untuk mengetahui dampak dan cara mengatasi Stres.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Stres
Istilah stress berasal dari kata stringere yang mempunyai arti ketegangan dan tekanan. Stress merupakan reaksi yang tidak diharapakan muncul disebabkan oleh tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang. Penyakit stress adalah penyakit yang menggaggu kejiwaan seseorang karena tidak dapat mengatasi/menyalurkan dan mencari jalan keluar yang tepat, baik, dan benar. 
Richard Bugelski dan Anthony M Graziano (1980) menyatakan bahwa stres adalah suatu istilah umum yang digunakan psikolog-psikolog untuk menunjukkan ketegangan seseorang karena tidak mampu mengatasi tuntutan-tuntutan atau tekanan-tekanan sekelilingnya. Dalam bahasa sehari-hari, stres adalah suatu kondisi ketegangan yang kemudian mempengaruhi fisik, mental, perilaku seseorang.
Menurut charles D, Spielberger (dalam Iiandoyo, 2001; 63) menyebutkan bahwa stres adalah tentang aksternal yang mengenai seseorang,  misalnya objek-objek dalam lingkungan atau dalan stimulus yang secara objektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan,  ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami pegawai dalam menghadapi pekerjaannya (Anwar Prabu 1993 ; 93).sedangkan Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002 : 17), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.
1.      Menurut Robbins (2001:563) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
2.      Menurut lazarus (1976), stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
3.      Menurut Korchin (1976), keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integrasi seseorang. Sedangkan menurut Luthans (2005:441) Stres bukan sesuatu yang selalu merusak, buruk atau dihindari.
B. Pengertian Produktivitas
Produktivitas (John Kenderick) hubungan antara keluaran (K) barang serta jasa dan masukan (M) sumberdaya, manusia dan bukan manusia, yang dipergunakan dalam proses produksi; hubungan tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk nisbah K/M. Semakin tinggi nilai numeric dari nisbah ini, semakin besar produktivitas. Baik tingkat nisbah produktivitas dalam suatu jangka waktu tertentu maupun perbandingan dengan nisbah lain dari waktu ke waktu adalah ukuran yang penting. Tingkat produktivitas pada suatu waktu tertentu menggambarkan effisiensi operasi pada saat itu. Perbandingan nisbah dari waktu ke waktu menggambarkan keuntungan atau kerugian dalam produktivitas. 

BAB III
PEMBAHASAN
A.    Stres
Stres adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, Karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil.
 Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan
Masalah-masalah tentang  stres kerja pada dasarnya sering dikaitkan dengan pengertian stres yang terjadi dilingkungan pekerjaan, yaitu dalam proses interaksi antara seorang pegawai dengan aspek-aspek pekerjaan dalam membicarakan stres kerja ini perlu terlebih dahulu perlu mengerti pengertian stres secara umum.
            Cary Cooper dan Alison Straw (1995 ; 8-15) mengemukakan gejala stres dapat berupa tanda-tanda berikut ini :
a)      Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencernaan tertaganggu, sembelit, letih yang tidak beralasan sakit kepala salah urat dan gelisah.
b)      Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, sulit membuat keputusan, hilangnya kreativitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain.
c)      Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan, penjengkel menjadi meledak-ledak.
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang dimana ia terpakasa memberikan tanggapan  melebihi kemampuan penyesuaian dirinya terdapat suatu tuntutan eksternal (lingkungan).

B.     Tingkat Produktivitas terhadap pegawai
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat produktifitas dan prestasi kerja para pegawai dalam suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain, keahlian/ketrampilan, motivasi, kepuasan kerja, stress, lingkungan fisik/psikis pekerjaan, sistem kompensasi, sistem disiplin, dll. Selanjutnya berdasarkan pengamatan sehari-hari dalam kehidupan kerja seorang pegawai pegawai ternyata diketahui bahwa dua kondisi utama yang sangat berperan dalam tingkat produktifitas dan prestasi kerja adalah masalah kepuasan kerja dan stress, bila kepuasan kerja dan stress tidak dapat dikendalikan lagi maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah program konseling yang dapat berperan efektif untuk meningkatkan motivasi, kepuasan kerja, maupun reaksi positif terhadap stress. Program konseling tidak selamanya selalu berhasil yang disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu pada umumnya program konseling selalu dibarengi dengan program pendisiplinan dalam bentuk tindakan pendisiplinan preventif maupun korektif yang bersifat konsisten dan kontinyu bagi seluruh pegawai yang ada dalam organisasi tersebut.
Setiap aspek dipekerjaan dapat menjadi pembangkit stres. Tenaga kerja yang menentukan sejauh mana situasi yang dihadapi merupakan situasi stres atau tidak. Tenaga kerja dalam interaksinya dipekerjaan, dipengaruhi pula oleh hasil interaksi ditempat lain. Dirumah, disekolah, diperkumpulan, dan sebagainya.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa terjadinya stres kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karateristik kepribadian pegawai dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adanya beberapa atribut tertentu dapat mempengaruhi daya tahan stres seorang pegawai.
Gejala stres ditempat kerja, yaitu meliputi :
a)      Kepuasaan kerja rendah
b)      Kinerja yang menurun
c)      Semangat dan energi menjadi hilang
d)     Komunikasi tidak lancar
e)      Pengambian keputusan jelek
f)       Kreativitas dan inovasi kurang
g)      Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
Semua yangdisebutkan diatas perlu dilihat dalam hubungannya dengan kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya.
C.     Pengaruh Stress Terhadap Organisasi.
Jika dilihat dari materi yang ada diatas, maka stress merupakan sesuatu kondisi yang dialami seseorang yang merupakan tekanan bagi dirinya sehingga akan menimbulkan efek efek yang kadang tidak terduga. Jika di dalam sebuah organisasi, seorang pegawai yang mengalami stress selama dia mampu menanganinya dengan baik dan berdampak positif bagi dirinya maka tidak akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam arti negative melainkan akan memacu produktivitas suatu organisasi. Dia akan semakin rajib berkerja dan lebih kreatif, sayangnya stress yang bersifat konruktif ini jarang ditemui di kalangan pegawai dalam organisasi.
Hanya saja stress yang sering dialami seseorang saat ini dalam suatu organisasi merupakan stress yang bersifat distress, artinya stress ini adalah hasil respon terhadap stress yang berifat negative dan destruktif. Maka stress ini jelas akan mempengaruhi produkivitas organisasi. Contohnya adalah seorang pegawai yang sedang mengalami stress akan memnunjukkan gejala malas bekerja, tidak kreativ dan sering sakit, maka hal ini akan memperngaruhi pekerjaannya didalam organisasi, sehingga dia tidak bisa memenuhi kewajibannya dan akan menjadi halangan bagi suato organisasi untuk mencapai tujuannya.
Manajer sebagai seseorang yang mengatur, mengurus dan mengarahkan pegawai dalam organisasi memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kelancaran proses pencapaian tujuan organisasi, oleh karena itu para manajer harus memiliki ide, cara atau strategi untuk menekan tingkat stress pegawainya, seperti dengan adanya acara rekreasi tahunan pegawai
D.    Faktor Penyebab Stres Kerja
Timbulnya stres kerja dikalangan pegawai atau pegawai disuatu organisasi atau suatu perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor. Dari beberapa faktor penyebab stres secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu faktor yang berasal dari lingkungan kerja dan faktor yang berasal dari luar lingkungan kerja (off the job).
1)      Faktor dari lingkungan pekerjaan
Faktor-faktor dari lingkungan pekerjaan yang dapat menimbulkan stres diantaranya adalah sebagai berikut :
a)      Beban kerja yang berlebihan
b)      Tekanan atau desakan waktu
c)      Iklim politis yang tidak aman
d)     Umpan balik tentang pelaksanaan
e)      Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
f)       Ambiguitas peran (role ambiguity)
g)      Frustasi
h)      Konflik antar pribadi dan antar kelompok
i)        Perbedaan nilai antara perusahaan dengan pegawai
j)        Berbagai bentuk perubahan
2)      Faktor dari luar lingkungan pekerjaan
            Faktor-faktor dari luar lingkungan pekerjaan yang dapat menimbulkan stres diantaranya:
a)      Masalah keuangan keluarga
b)      Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak seperti: anak nakal atau berperilaku yang tidak sesuai dengan harapan orang tua tanpa mampu mengatasinya.
c)      Masalah-maslah fisik
d)     Masalah perkawinan misalnya; perceraian, pertengkaran antara suami istri dan sebagainya
e)      Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal
f)       Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti duka atas meninggalnya salah satu anggota keluarga.
E.     Dampak Stres Kerja
            Menurut Randall Schuller (1980), stress yang dihadapi oleh pegawai berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, serta tendensi mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negative yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat berupa:
1.      Dampak terhadap Organisasi/perusahaan
a.       Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja.
b.      Mengganggu kenormalan aktivitas kerja
c.       Menurunkan tingkat produktivitas
d.      Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.
e.       Banyak pegawai yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena kelambatan atau pun karena banyaknya kesalahan yang terulang.
2.      Dampak terhadap individu
Munculnya masalah-masalah yang berhubungan dengan :
a.       Kesehatan, banyak penelitian yang menemukan adanya akibat-akibat stress terhadap kesehatan seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya.
b.      Psikologis, stress berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang terus menerus disebut stress kronis. Stress kronis sifatnya menggerigoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara perlahan-lahan.
c.       Interaksi interpersonal, orang yang sedang stres akan lebih sensitive dibandingkan orang yang tidak dalam kondisi stress. Oleh karena itu sering salah persepsi dalam membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat dan penilaian, kritik, nasehat, bahkan perilaku orang lain. Orang stress sering mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Pada tingkat stress yang berat, orang bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri dan harga diri.
Namun perlu kita ketahui secara bersama bahwa stress tidak selamanya memberikan dampak yang negative terutama bagi prestasi kerja seseorang dalam suatu organisasi. Stress yang dialami oleh pegawai dapat juga membantu (fungsional) dalam meningkatkan prestasi kerja, tapi hal tersebut tergantung pada seberapa besar tingkat stress yang dialami seseorang dan sikap serta kemampuan seseorang dalam merespon stress yang ada. Semuanya tergantung dari bagaimana mengola stress tersebut dengan baik.
F.     Strategi Menangani Stres Kerja
            Stress dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadaapi tanpa memperoleh dampaknya yang negative. Manajemen stress lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa  yang harus dicoba. Dalam strategi manajemen stress kerja digunakan 2 pendekatan yakni pendekatan individual dan pendekatan organisasional.
a.      Pendekatan individu
Seorang pegawai dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang pegawai dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesah-gesah. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stress yang dihadapi pekerja pelru dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
b.      Pendekatan organisasional
Beberapa penyebab stress adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stress pegawainya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisifatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan pegawai memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
Secara umum strategi manajemen strea kerja dapat dikelompokkan menjadi strategi penanganan individual, organisasional, dan dukungan sosial.

Stress adalah keseimbangan antara bagaimana kita memandangtuntutan dan bagaimana kita memandang tuntutan-tuntutan dan bagaimana kita berpikir bahwa kita dapat mengatasi semua tuntutan yang menentukan apakah kitatidak merasakan stres, merasakan distress atau eutres. Distres adalah suatu keadaan dimana terlalu sedikit tuntutan yang merangsang anda yang merangsang anda yang menyebabkan kebosanan dan frustasi.
G.    Jenis-Jenis Stres
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian. Distres, stres yang disebabkan sesuatu yang buruk, seperti sanksi, orang yang dikasihi menderita sakit parah, karir yang terhambat ,Eustres, stres yang disebabkan oleh sesuatu yang baik, seperti promosi jabatan, tanggung jawab yang meningkat, tekanan waktu, tugas yang berkualitas.








BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Stress adalah suatu keadaan yang dialami oleh seseorang yang bersifat internal, dan merupakan suatu perasaan yang bersifat menekan sehingga seseorang akan mengalami putus asa dan kebingungan.
Stress kerja yang terjadi dapat memberikan dampak, baik bagi individu maupun bagi organisasi. Stress kerja dapat berdampak positif khususnya bagi peningkatan kinerja pegawai, namun tentunya stress tersebut dalam tingkatan tertentu atau dalam tingkatan yang sewajarnya dan sebaliknya pula stress dapat memberikan dampak negative jika tingkatan stress yang dialami oleh pegawai terlalu tinggi atau besar dan pada akhirnya dapat pula berdampak bagi efektivitas dan efisiensi suatu organisasi.
Perilaku kerja merupakan hal yang paling substansif dalam suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh perilaku kerja dari para pegawainya. Antara perilaku kerja dan stress kerja yang terjadi dalam suatu perusahaan atau organisasi sangat berkaitan karena stress kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja  dari setiap pegawainya.
B. SARAN
Sebaiknya stres yang kemungkinan akan terjadi dalam organisasi khususnya pada pegawai agar dihindari demi menciptakan sebuah organisasi yang baik.






DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
-          Umam, Khairul. Perilaku Organisasi. 2010. Pustaka Setia. Bandung
-          Handoko,TH. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: BPFE
        Husein Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utam
-          Modul prilaku organisasi
Sumber lain :
-          Loyalitas dan sifat kerja pegawai http://jurnal-sdm-blogspot.com/2009/06/ http;//lukmancoroners.com/2010/04/perilaku individu dalam organisasi.
-          Jacinta F. 2002. Stres kerja.www.e-psikologi.com/masalah/stress


3 komentar:

  1. Playtech Casinos and Games - KTM Hub
    It's 논산 출장안마 a fun and easy way to play online slots and casino 김천 출장마사지 games on mobile. With one 울산광역 출장샵 of the largest online 안산 출장마사지 casinos in the world, it's always a 속초 출장마사지 thrill to play

    BalasHapus