BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat, membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan
itu membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu
untuk lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri dan masyarakat luas. Agar
eksistensi diri tetap terjaga, maka setiap individu akan mengalami stress
teruatama individu yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Setiap orang
dimana pun ia berada dalam suatu organisasi, dapat berperan sebagai sumber stres
bagi orang lain. Mengelola stres diri sendiri berarti mengendalikan diri
sendiri dalam kehidupan. Sebagai seorang manajer, mengelola stres ditempat
kerja, lebih bersifat pemahaman akan penyebab stress orang lain dia mengambil
tindakan untuk menguranginya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Banyak organisasi yang saat ini mengalami
fluktuasi dalam proses pencapaian tujuannya, ada banyak hal yang dapat
menjelaskan penyebab terjadinya hal tersebut, salah satunya adalah stress kerja
yang dialami seorang pegawai didalam organisasi tersebut. Stress pun timbul
karena ada banyak alasan dan menimbulkkan efek yang beragam, oleh karena itu
makalah ini disusun untuk mengetahui apa itu stress yang sebenarnya, apa
efeknya, apa gejala gejala yang timbul, dan bagaimana pengaruhnya terhadap organisasi.
Stres sebagai suatu ketidakseimbangan antara
keinginan dan kemampuan untuk memenuhinya sehingga menimbulkan konsekuensi
penting bagi dirinya. Stres sebagai kondisi dinamis dimana individu dihadapakan
pada kesempatan, hambatan dan keinginan hasil dari yang diperoleh sangatlah
penting tetapi tidak dapat dipastikan.
2. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
defenisi dari Stres dan produktivitas ?
2. Apa
faktor yang mempengaruhi Tingkat Produktivitas terhadap pegawai ?
3.
Bagaimana
pengaruh stres terhadap organisasi ?
4.
Apa faktor
penyebab Stres ?
5.
Bagaimana
dampak dan cara mengatasi Stres ?
3. TUJUAN
DAN MANFAAT
1.
Untuk
mengetahui definis dari stres dan produktivitas
2.
Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi Tingkat Produktivitas
terhadap pegawai
3.
Untuk
mengetahui pengaruh stres terhadap organisasi
4.
Untuk
mengetahui faktor penyebab Stres
5.
Untuk
mengetahui dampak dan cara mengatasi Stres.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Stres
Istilah
stress berasal dari kata stringere yang mempunyai arti ketegangan dan tekanan.
Stress merupakan reaksi yang tidak diharapakan muncul disebabkan oleh tingginya
tuntutan lingkungan kepada seseorang. Penyakit stress adalah penyakit yang
menggaggu kejiwaan seseorang karena tidak dapat mengatasi/menyalurkan dan
mencari jalan keluar yang tepat, baik, dan benar.
Richard Bugelski
dan Anthony M Graziano (1980) menyatakan bahwa stres adalah suatu istilah umum
yang digunakan psikolog-psikolog untuk menunjukkan ketegangan seseorang karena
tidak mampu mengatasi tuntutan-tuntutan atau tekanan-tekanan sekelilingnya.
Dalam bahasa sehari-hari, stres adalah suatu kondisi ketegangan yang kemudian
mempengaruhi fisik, mental, perilaku seseorang.
Menurut charles D, Spielberger (dalam Iiandoyo, 2001; 63)
menyebutkan bahwa stres adalah tentang aksternal yang mengenai seseorang, misalnya objek-objek dalam lingkungan atau
dalan stimulus yang secara objektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan
sebagai tekanan, ketegangan atau
gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa
tertekan yang dialami pegawai dalam menghadapi pekerjaannya (Anwar Prabu 1993 ;
93).sedangkan Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002 : 17),
mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa
sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi
kerja yang tertentu.
1. Menurut
Robbins (2001:563) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk
mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
2. Menurut
lazarus (1976), stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan
karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
3. Menurut
Korchin (1976), keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa
atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integrasi seseorang. Sedangkan
menurut Luthans (2005:441)
Stres bukan sesuatu yang selalu merusak, buruk atau dihindari.
B. Pengertian Produktivitas
Produktivitas
(John Kenderick) hubungan antara keluaran (K) barang serta jasa dan masukan (M)
sumberdaya, manusia dan bukan manusia, yang dipergunakan dalam proses produksi;
hubungan tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk nisbah K/M. Semakin tinggi
nilai numeric dari nisbah ini, semakin besar produktivitas. Baik tingkat nisbah
produktivitas dalam suatu jangka waktu tertentu maupun perbandingan dengan
nisbah lain dari waktu ke waktu adalah ukuran yang penting. Tingkat
produktivitas pada suatu waktu tertentu menggambarkan effisiensi operasi pada
saat itu. Perbandingan nisbah dari waktu ke waktu menggambarkan keuntungan atau
kerugian dalam produktivitas.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Stres
Stres adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan
pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang
terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya
dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi
kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol
secara sehat. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, Karena stres
memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil.
Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban
kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu
pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres
tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja,
beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi
dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan
stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres
tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding
stres hambatan
Masalah-masalah tentang stres kerja pada dasarnya sering dikaitkan
dengan pengertian stres yang terjadi dilingkungan pekerjaan, yaitu dalam proses
interaksi antara seorang pegawai dengan aspek-aspek pekerjaan dalam
membicarakan stres kerja ini perlu terlebih dahulu perlu mengerti pengertian
stres secara umum.
Cary
Cooper dan Alison Straw (1995 ; 8-15) mengemukakan gejala stres dapat berupa
tanda-tanda berikut ini :
a)
Fisik,
yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa
panas, otot-otot tegang, pencernaan tertaganggu, sembelit, letih yang tidak
beralasan sakit kepala salah urat dan gelisah.
b)
Perilaku,
yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya,
tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat,
sulit membuat keputusan, hilangnya kreativitas, hilangnya gairah dalam
penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain.
c)
Watak
dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas
menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan, penjengkel menjadi
meledak-ledak.
Dari beberapa uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang dimana ia terpakasa memberikan
tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian
dirinya terdapat suatu tuntutan eksternal (lingkungan).
B.
Tingkat
Produktivitas terhadap pegawai
Ada banyak
faktor yang mempengaruhi tingkat produktifitas dan prestasi kerja para pegawai
dalam suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain,
keahlian/ketrampilan, motivasi, kepuasan kerja, stress, lingkungan fisik/psikis
pekerjaan, sistem kompensasi, sistem disiplin, dll. Selanjutnya berdasarkan
pengamatan sehari-hari dalam kehidupan kerja seorang pegawai pegawai ternyata
diketahui bahwa dua kondisi utama yang sangat berperan dalam tingkat
produktifitas dan prestasi kerja adalah masalah kepuasan kerja dan stress, bila
kepuasan kerja dan stress tidak dapat dikendalikan lagi maka salah satu cara
untuk mengatasinya adalah program konseling yang dapat berperan efektif untuk
meningkatkan motivasi, kepuasan kerja, maupun reaksi positif terhadap stress. Program
konseling tidak selamanya selalu berhasil yang disebabkan oleh berbagai sebab,
oleh karena itu pada umumnya program konseling selalu dibarengi dengan program
pendisiplinan dalam bentuk tindakan pendisiplinan preventif maupun korektif
yang bersifat konsisten dan kontinyu bagi seluruh pegawai yang ada dalam
organisasi tersebut.
Setiap aspek dipekerjaan dapat menjadi pembangkit stres.
Tenaga kerja yang menentukan sejauh mana situasi yang dihadapi merupakan
situasi stres atau tidak. Tenaga kerja dalam interaksinya dipekerjaan,
dipengaruhi pula oleh hasil interaksi ditempat lain. Dirumah, disekolah,
diperkumpulan, dan sebagainya.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa terjadinya
stres kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karateristik
kepribadian pegawai dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat
terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adanya beberapa atribut tertentu dapat
mempengaruhi daya tahan stres seorang pegawai.
Gejala stres
ditempat kerja, yaitu meliputi :
a)
Kepuasaan
kerja rendah
b)
Kinerja
yang menurun
c)
Semangat
dan energi menjadi hilang
d)
Komunikasi
tidak lancar
e)
Pengambian
keputusan jelek
f)
Kreativitas
dan inovasi kurang
g)
Bergulat
pada tugas-tugas yang tidak produktif.
Semua yangdisebutkan diatas perlu dilihat
dalam hubungannya dengan kualitas kerja dan interaksi normal individu
sebelumnya.
C. Pengaruh Stress Terhadap Organisasi.
Jika dilihat dari materi yang ada diatas,
maka stress merupakan sesuatu kondisi yang dialami seseorang yang merupakan
tekanan bagi dirinya sehingga akan menimbulkan efek efek yang kadang tidak
terduga. Jika di dalam sebuah organisasi, seorang pegawai yang mengalami stress
selama dia mampu menanganinya dengan baik dan berdampak positif bagi dirinya
maka tidak akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam arti negative melainkan
akan memacu produktivitas suatu organisasi. Dia akan semakin rajib berkerja dan
lebih kreatif, sayangnya stress yang bersifat konruktif ini jarang ditemui di
kalangan pegawai dalam organisasi.
Hanya saja stress yang sering dialami
seseorang saat ini dalam suatu organisasi merupakan stress yang bersifat
distress, artinya stress ini adalah hasil respon terhadap stress yang berifat
negative dan destruktif. Maka stress ini jelas akan mempengaruhi produkivitas
organisasi. Contohnya adalah seorang pegawai yang sedang mengalami stress akan
memnunjukkan gejala malas bekerja, tidak kreativ dan sering sakit, maka hal ini
akan memperngaruhi pekerjaannya didalam organisasi, sehingga dia tidak bisa
memenuhi kewajibannya dan akan menjadi halangan bagi suato organisasi untuk
mencapai tujuannya.
Manajer sebagai seseorang yang mengatur,
mengurus dan mengarahkan pegawai dalam organisasi memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap kelancaran proses pencapaian tujuan organisasi, oleh karena itu para
manajer harus memiliki ide, cara atau strategi untuk menekan tingkat stress
pegawainya, seperti dengan adanya acara rekreasi tahunan pegawai
D. Faktor
Penyebab Stres Kerja
Timbulnya stres kerja dikalangan pegawai atau pegawai
disuatu organisasi atau suatu perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor. Dari
beberapa faktor penyebab stres secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2
yaitu faktor yang berasal dari lingkungan kerja dan faktor yang berasal dari
luar lingkungan kerja (off the job).
1)
Faktor
dari lingkungan pekerjaan
Faktor-faktor dari lingkungan pekerjaan yang
dapat menimbulkan stres diantaranya adalah sebagai berikut :
a)
Beban
kerja yang berlebihan
b)
Tekanan
atau desakan waktu
c)
Iklim
politis yang tidak aman
d)
Umpan
balik tentang pelaksanaan
e)
Wewenang
yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
f)
Ambiguitas
peran (role ambiguity)
g)
Frustasi
h)
Konflik
antar pribadi dan antar kelompok
i)
Perbedaan
nilai antara perusahaan dengan pegawai
j)
Berbagai
bentuk perubahan
2) Faktor
dari luar lingkungan pekerjaan
Faktor-faktor dari luar lingkungan
pekerjaan yang dapat menimbulkan stres diantaranya:
a) Masalah
keuangan keluarga
b) Masalah-masalah
yang bersangkutan dengan anak seperti: anak nakal atau berperilaku yang tidak
sesuai dengan harapan orang tua tanpa mampu mengatasinya.
c) Masalah-maslah
fisik
d) Masalah
perkawinan misalnya; perceraian, pertengkaran antara suami istri dan sebagainya
e) Perubahan-perubahan
yang terjadi di tempat tinggal
f) Masalah-masalah
pribadi lainnya, seperti duka atas meninggalnya salah satu anggota keluarga.
E.
Dampak
Stres Kerja
Menurut
Randall Schuller (1980), stress yang dihadapi oleh pegawai berkorelasi dengan
penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, serta tendensi
mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negative yang ditimbulkan
oleh stress kerja dapat berupa:
1. Dampak
terhadap Organisasi/perusahaan
a. Terjadinya
kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja.
b. Mengganggu
kenormalan aktivitas kerja
c. Menurunkan
tingkat produktivitas
d. Menurunkan
pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial yang dialami perusahaan
karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.
e. Banyak
pegawai yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan atau pekerjaan tidak
selesai pada waktunya entah karena kelambatan atau pun karena banyaknya
kesalahan yang terulang.
2. Dampak
terhadap individu
Munculnya
masalah-masalah yang berhubungan dengan :
a. Kesehatan,
banyak penelitian yang menemukan adanya akibat-akibat stress terhadap kesehatan
seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa
penyakit lainnya.
b. Psikologis,
stress berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang terus
menerus disebut stress kronis. Stress kronis sifatnya menggerigoti dan
menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara
perlahan-lahan.
c. Interaksi
interpersonal, orang yang sedang stres akan lebih sensitive dibandingkan orang
yang tidak dalam kondisi stress. Oleh karena itu sering salah persepsi dalam
membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat dan penilaian, kritik, nasehat,
bahkan perilaku orang lain. Orang stress sering mengaitkan segala sesuatu
dengan dirinya. Pada tingkat stress yang berat, orang bisa menjadi depresi,
kehilangan rasa percaya diri dan harga diri.
Namun perlu kita ketahui secara bersama bahwa stress
tidak selamanya memberikan dampak yang negative terutama bagi prestasi kerja
seseorang dalam suatu organisasi. Stress yang dialami oleh pegawai dapat juga
membantu (fungsional) dalam meningkatkan prestasi kerja, tapi hal tersebut
tergantung pada seberapa besar tingkat stress yang dialami seseorang dan sikap
serta kemampuan seseorang dalam merespon stress yang ada. Semuanya tergantung
dari bagaimana mengola stress tersebut dengan baik.
F.
Strategi
Menangani Stres Kerja
Stress dalam pekerjaan dapat dicegah
timbulnya dan dapat dihadaapi tanpa memperoleh dampaknya yang negative.
Manajemen stress lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar
menanggulanginya secara adaptif dan efektif. Hampir sama pentingnya untuk
mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dicoba. Dalam strategi manajemen
stress kerja digunakan 2 pendekatan yakni pendekatan individual dan pendekatan
organisasional.
a.
Pendekatan
individu
Seorang
pegawai dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang
bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik,
latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka
seorang pegawai dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan
kerja yang tergesah-gesah. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi
tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat.
Selain itu untuk mengurangi stress yang dihadapi pekerja pelru dilakukan
kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres
adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang dapat memberikan
dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
b.
Pendekatan
organisasional
Beberapa
penyebab stress adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi
yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor itu dapat
diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen
untuk mengurangi stress pegawainya adalah melalui seleksi dan penempatan,
penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisifatif,
komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut
akan menyebabkan pegawai memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya
dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan
interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
Secara
umum strategi manajemen strea kerja dapat dikelompokkan menjadi strategi
penanganan individual, organisasional, dan dukungan sosial.
Stress adalah keseimbangan antara bagaimana
kita memandangtuntutan dan bagaimana kita memandang tuntutan-tuntutan dan
bagaimana kita berpikir bahwa kita dapat mengatasi semua tuntutan yang
menentukan apakah kitatidak merasakan stres, merasakan distress atau eutres.
Distres adalah suatu keadaan dimana terlalu sedikit tuntutan yang merangsang
anda yang merangsang anda yang menyebabkan kebosanan dan frustasi.
G. Jenis-Jenis
Stres
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis
stres menjadi dua, yaitu:
1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap
stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal
tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan
dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance
yang tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap
stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak).
Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit
kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang
diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian. Distres, stres
yang disebabkan sesuatu yang buruk, seperti sanksi, orang yang dikasihi
menderita sakit parah, karir yang terhambat ,Eustres, stres yang disebabkan
oleh sesuatu yang baik, seperti promosi jabatan, tanggung jawab yang meningkat,
tekanan waktu, tugas yang berkualitas.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Stress
adalah suatu keadaan yang dialami oleh seseorang yang bersifat internal, dan
merupakan suatu perasaan yang bersifat menekan sehingga seseorang akan
mengalami putus asa dan kebingungan.
Stress
kerja yang terjadi dapat memberikan dampak, baik bagi individu maupun bagi
organisasi. Stress kerja dapat berdampak positif khususnya bagi peningkatan
kinerja pegawai, namun tentunya stress tersebut dalam tingkatan tertentu atau
dalam tingkatan yang sewajarnya dan sebaliknya pula stress dapat memberikan
dampak negative jika tingkatan stress yang dialami oleh pegawai terlalu tinggi
atau besar dan pada akhirnya dapat pula berdampak bagi efektivitas dan
efisiensi suatu organisasi.
Perilaku
kerja merupakan hal yang paling substansif dalam suatu organisasi. Keberhasilan
suatu organisasi sangat ditentukan oleh perilaku kerja dari para pegawainya.
Antara perilaku kerja dan stress kerja yang terjadi dalam suatu perusahaan atau
organisasi sangat berkaitan karena stress kerja dapat mempengaruhi perilaku
kerja dari setiap pegawainya.
B. SARAN
Sebaiknya stres yang kemungkinan akan terjadi
dalam organisasi khususnya pada pegawai agar dihindari demi menciptakan sebuah
organisasi yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber
buku :
-
Umam,
Khairul. Perilaku Organisasi. 2010. Pustaka Setia. Bandung
-
Handoko,TH. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: BPFE
–
Husein Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utam
-
Modul prilaku organisasi
Sumber
lain :
-
Loyalitas dan sifat kerja pegawai http://jurnal-sdm-blogspot.com/2009/06/
http;//lukmancoroners.com/2010/04/perilaku
individu dalam organisasi.
-
Jacinta F. 2002. Stres
kerja.www.e-psikologi.com/masalah/stress
makasih infonya..
BalasHapusMANTAP.... sangat bermanfaat!!!
BalasHapusPlaytech Casinos and Games - KTM Hub
BalasHapusIt's 논산 출장안마 a fun and easy way to play online slots and casino 김천 출장마사지 games on mobile. With one 울산광역 출장샵 of the largest online 안산 출장마사지 casinos in the world, it's always a 속초 출장마사지 thrill to play